Indonesia
memang negara yang kaya akan warisan nenek moyang, kain Batik Pekalongan adalah salah satu diantaranya. Siapa yang tak kenal
dengan kain batik yang sudah lama tersohor hingga ke seluruh penjuru negeri
ini. Kain Batik Pekalongan merupakan cirri khas dari daerah
Pekalongan itu sendiri. Motif yang unik serta warna yang beragam menjadi ciri
khas pada kain Batik Pekalongan mampu memikat hati siapa saja yang
melihatnya.
Contoh Batik Pekalongan :
Sejarah
Batik Pekalongan
Pada sekitar
tahun 1800, sebenarnya batik sudah dikenal oleh masyarakat Pekalongan. Kemudian
pada tahun 1802, batik di Pekalongan telah memiliki berbagai motif serta warna,
salah satunya motif pohon kecil yang digunakan untuk bahan pembuatan baju.
Bahkan pada zaman VOC dulu ditemukan sebuah dokumen yang menyatakan kalau
pernah ada pengiriman batik dari Pekalongan menuju Batavia pada tahun 1740.
Sejarah
batik di Pekalonganpun semakin berkembang dengan pesat pada saat masa Kerajaan
Mataram Islam di Pulau Jawa. Pada saat itu terjadi perpecahan serta peperangan
antara Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Raja Panembahan Senopati melawan
pasukan kolonial Belanda. Akibat dari perang tersebut dimana membuat kondisi
kerajaan menjadi terpecah belah, maka mengakibatkan keluarga-keluarga kerajaan
pergi mengungsi ke daerah-daerah yang baru, salah satunya Pekalongan. Kemudian,
para keluarga dari Kerajaan Mataram yang telah menetap di Pekalongan inilah
yang akhirnya mengenalkan dan menyebarluaskan batik ke daerah lain.
Hingga pada
saat itu, kain Batik Pekalongan sudah tersebar ke daerah daerah
Buaran, Banyurip, Simbang Kulon dan Wetan, serta daerah yang lainnya dengan
berbahan dasar utama kain mori. Pada akhirnya, batik Pekalongan mampu dikenal
ke seluruh pelosok Nusantara.
Sejarah
Lain yang Mempengaruhi
Sejarah kain Batik Pekalongan ternyata juga dipengaruhi oleh faktor
sejarah lain selain Kerajaan Mataram Islam. Hal ini membuat motif serta warna
dari kain
Batik Pekalongan menjadi
lebih beragam. Yang pertama adalah pengaruh dari Kesultanan Cirebon yang
terjadi sekitar abad ke 15. Wilayah kekuasaan kesultanan ini sangat luas yaitu
seluruh Pantai Utara di Pulau Jawa. Oleh karena itu, batik Pekalongan sedikit
banyak juga mendapat pengaruh budaya serta kesenian dari Kesultanan Cirebon. Ciri
khas dari motif batik tersebut adalah motif-motif kesenian Tiongkok.
Selanjutnya, kain Batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari kebudayaan luar
negeri, seperti India, China, dan juga Arab lewat jalur perdagangan. Batik
Jlampran merupakan contoh motif batik yang mendapat pengaruh dari kebudayaan
negara India dan Arab. Ciri khas dari motif batik Jlampran yaitu tidak terdapat
motif hewan, manusia, atau makhluk hidup lainnya. Uniknya, jenis batik ini
adalah yang paling diminati diantara motif kain
Batik Pekalongan yang lain.
Kemudian
ada Batik Encim, Klenengan dan Liong yang mana mendapat pengaruh dari
kebudayaan Tingkok. Batik Liong sendiri memiliki arti naga berkaki dan memiliki
ciri khas berupa adanya gambar naga yang ada seperti di legenda rakyat China. Saat penjajahan Jepang juga
mempengaruhi motif dari kain
Batik Pekalongan, seperti contohnya Batik Pagi Uncomfortable, Batik Belanda,
serta kemudian Batik Hokokai yang berkembang sangat pesat pada saat penjajahan
Jepang.
Itulah
tadi sedikit ulasan mengenai sejarah kemunculan dan perkembangan Batik
Pekalongan di Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui kalau batik adalah
ciri khas Negara Indonesia yang kini sudah diakui UNESCO. Kain Batik Pekalongan adalah salah satu dari sekian banyak jenis
batik yang harus kita banggakan serta lestarikan.
0 komentar:
Post a Comment